Kamis, 16 Juni 2011

Dari Pramugari menjadi seorang Pengabdi

Skenario film pendek

Tema ; seorang isteri bernama Solehah yang berasa kecewa kerana suaminya ingin berpoligami

Judul ; Dari Pramugari menjadi seorang Pengabdi

Tokoh ; #1. Jusnita

#2. Nici

Lokasi ; rumah nici

naskah ;


Scene 1

Nici, kepalanya tertunduk dalam keremangan menjelang malam didepan pagar rumahnya. pelan roda sepeda motor yang kemudian berhenti didekatnya,

Jusnita ; "hallo,,,, kok kamu disini"

(sambil membuka kaca helm)

Nici ; "ia lah, saya tinggal disini, mari masuk"

(ajak Nici, seraya menuju gerbang)

; “ayo,,, nunggu apa?

Jusnita ; “Mmmm, sebentar saja yah,”

(dan mengarahkan sepedamotornya, mengikuti Nici)


Scene 2

Didalam rumah small and modern stylish

Jusnita ; “Monogen?,,,”

(berhias senyum nakal yang menggoda)

Nici ; “Sekarang dengan Ibu”

(balasnya ringan)

Jusnita ; “bener nih gak nyari teman?”

(duduk dan merapikan rok pankangnya)

Nici ; “soft bir, cola, ice kapucino, mau minum apa?

(sambil membuka coolbox)

Jusnita ; “cola,”

(terdengan suara datar dan berbobot darai bibir eksotis berwarna ungu)

Nici ; ”the RED AND BLACK, yang menggema seantero jagad dan selalu menjadi sponsor utama perhelatan 4 tahunan FIFA”

(berjalan sambil menenteng dua kaleng warna merah dan meletakkannya)

Jusnita ; benda bundar yang diperebutkan karena hanya ada satu dalam lapangan yang diisi 22 pemain,”

(menatap tajam pada mata lawannya)

Nici ; “diperebutkan dalam arti dipermainkan, begitu ?”

(duduk disebelahnya)

Setelah mereka minum suasana menjadi senyap, Nici menatap mata Ibu Jusnita yang terlihat menerawang jauh seolah mampu menerobos dinding

Jusnita ; “seperti yang kamu katakan mereka yang minoritas atau bahkan sendiri akan menjadi obyek permainan, dalam tanda kutip eksploitasi”

(sambil menghembuskan nafas panjangnya )

Nici ; “nggak sejauh itulah, setiap individu berhak memainkan peran sesuai kemampuan dan cita-citanya”

(kilahnya dengan menatap fotoArt “BLACKNIGHT BUILDING” didinding)

Jusnita ; “SANG SUBVERSIV, maksudmu?

(seraya berkelekar ringan ketika menyadari bahwa pembicaraan mereka terlalu kaku dan memberatkan)

Nici ; “he e e e, uforia peralihan bulan September ke oktober”

(sambil membalas senyum Ibu Jusnita)

Jusnita ; “sampai kapan mau sendiri?”

(sambil merapikan jilbabnya)

Nici ; “sampai tadi”

(matanya menatap tajam menembus dalam jantung Ibu Jusnita)

Jusnita ; “Sampai tadi?

(dalam nada dan pandangan yang tidak mengerti)

Nici ; “iya tadi sendiri, lalu Ibu datang artinya sekarang kan tidak sendiri”

(sanggahnya polos)

Jusnita ; “hemmm mulai ngerayu nih, apa gak kesepian lalu kalau lagi mood?”

(komentar Ibu Jusnita genit)

Nici ; “ada deh, gimana caranya”

(sambil meniup nafasnya)

Jusnita ; “kamu mau sama Ibu, untuk membantu melepas kepenatan ini”

(dengan nada lirih memelas sambil menunjuk jatung didada kirinya)


Scene 3

Flashback dimana mereka bertemu ketika mid semester


Scene 4

Jusnita ; “cium bibir ibu sayang sini, Ibu ingin bahagia”

(Ibu Jusnita merapatkan duduknya dan dengan tangan kiri memeluk pundak Nici sedang tangan kanannya meraih wajah Nici mendekatkan kebibir)

Nici ; “Ibu, ahh”

(mengecup bibir Ibu Jusnita)

Jusnita ; “setttT,,,lagi sayang eh..hmmm Ibu suka sayang”

(sambil terus berpagutan tangan kanan Ibu Jusnita mulai meremas-remas payudaranya yang kiri, lalu membuka beberapa kancing bajunya dan membimbing Nici untuk bermain-main dengan dada kirinya yang membusung indah)

; “jilatin yang ini sayang,,,,”

(tangan Ibu Jusnita merogoh satu payudaranya untuk Nici, dengan cepat kulit mulus itu mengkilap oleh air liur)

; “yang kanan juga dong,,,ahhh,,,eh hmmm kamu boleh netek sayang”

(setelah menyingkapkan ujung jilbab yang menghalanginya, mulut Nici liar menetek sepasang payudara indah milik Ibu Jusnita bergantian sementara tangannya melanjutkan untuk melepasi kancing-kancing bajunya hingga tanggal kelantai)

; “sayang, sekarang kamu jilatin seluruh tubuh Ibu ya,,,,hemmm hesstt ah, nikmat banget ah ah ah h h h h h h”

(basah semua tubuh bagian atas Ibu Jusnita yang telah terbuka, lalu tangannya kembali mengarahkan mulut Nici untuk netek ke payudaranya.

; “Ibu ingin yang lebih dari ini sayang,,,,ah ah SETTT”

(didorongnya tubuh kecil dihadapannya, selanjutnya Ibu Jusnita mengangkat rok panjang yang dikenakan dan membuka lebar kedua paha gempal, mulus)

; “kini giliran kaki Ibu ya,,,sapu dengan lidahmu sayang,, ah dari telapak kaki terus naik hingga lutut, Mmmmm ehhh,,,, yang kanan sayang settt ah ah enaaakkk,,,terus pahanya hemmmm,,, uh uh uh uhhh uuuu”

(sambil menikmati permainan anak didiknya Ibu Jusnita melepas CDnya, lalu dengan jari telunjuk dibimbingnya mulut Nici ke bagian paling tertutup dan peka ini, sambil menggosok-gosok selangkangannya sendiri satu tangannya tak diam dengan merabai payudaranya bergantian dengan sekali-kali dipiling-pilin putingnya)

; “Ibu keluar sayanggggggg hrrrmmmmmmm,,,,,,ahhhhhh”

(kepala Ibu Jusnita mendongak, matanya tebelalak, dan penggungnya melengkung sementara tangan kanannya kuat meremas dada yang kiri, satu tangannya membenamkan kepala Nici dalam selangkangan dan dibarengi himpitan kuat kedua paha. Lalu cairan putih kentak meleleh keluar dari lubang kemaluan Ibu Jusnita)

; “isap habis sayang,,hermm..lagi setttt ah arhhhhhhh”

(lenguhan panjang Ibu Jusnita mengahiri bagian pemanasan dari pemainan panas ini. Pelan dan berangsur nafas Ibu Jusnita tertata, walau keringat masih menetes diwajah cantiknya.)


Scene 5

Jusnita ; “terimakasih sayang, ini sungguh istimewa Ibu bahagia dan puas bersamamu, kecup bibir Ibu ya,,)

(kecupan itu mengawali pelukan hangat Ibu Jusnita)

; “ Ibu ingin memberi kamu sesuatu yang indah”

(lalu Ibu Jusnita meminta Nici mengantarkan kekamar, dan sambil berpelukan mereka menuju kamar. Setelah didalam Ibu Jusnita mendahului naik ke ranjang sementara Nici masih berdiri mematung Ibu Jusnita melakukan pemanasan dengan merabai tubuh indahnya mempertotonkan kebinalan wanita dewasa yang penuh pengalaman, meliuk-liuk bagai tarian ular beriringan dengan desah dan desisan misteriusnya)

; “sini sayang naik keranjang dan bahagiakan Ibu lagi, settt ahhh seetttt ah ah sini dekat Ibu.”

(dibantingnya Nici dan cepat rok panjang Ibu Jusnita tersingkap, terus merangkak naik dan duduk didada Nici. Dengan atraktif Ibu Jusnita bermasturbasi didepan wajah Nici yang terbaring)

; “ah uh ah uh ah uh aaaaa settttt hermmmmmm ahhhhh”

(sekitar 15menit adegan itu berlangsung, lalu dengan sigap Ibu Jusnita melucuti pakaian Nici hingga tak ada lagi yang menutupi demikian pula dengan rok panjang dan jilbabnya)

; “kamu siap sayang? Ibu akan antar kamu kesyurga dunia fana ini, ah hermmm”

(tubuh mulus dan sintal Ibu Jusnita merayap naik menindih Nici, dengan satu tangan kirinya meraih kebelakang punggungnya untuk melepas pengait bra)

; “sayang kamu nikmati ini yahhhh”

(pergulatan inipun dimulai, dengan tangkas Ibu Jusnita menuntun burung kecilnya menuju saarang kenikmatan tak berujung itu, goyangan putar, dan hentakan mengiringi bergantian tanpa lelah. Berguling ketengah ranjang sambil terus memompa semangat untuk menggapai puncaknya, geram irama dan hentakan nada serta gemuruh gelora yang pada ahirnya mengantarkan mereka ke puncak tertinggi dan menghempaskan kealam syurgawi)

; “Ibu keluar sayanggggg ahrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”

(lalu Ibu Jusnita tekulai lemas diatas ranjang, sambil menikmati buaian indah tangannya meraih Nici dan merapatkanya dalam dekapan. Hingga mereka tertidur indah bersama)