Kamis, 03 Juni 2010
ummi rosyanita
siang itu, aku berhenti di depan sebuah warung kecil. Mau beli jus. Baru sekali ini aku ke warung ini. Seperti aku bilang tadi, aku mau beli jus. jus kemasan biasanya dipajang di bagian depan warung. Saat itulah kulihat seorang perempuan tengah nungging membelakangiku. Kelihatannya ia sedang menata barang dagangan.
Yang kulihat justru perempuan dengan busana serba tertutup. Ia pakai gamis panjang sampai mata kaki. Tetapi justru itu menariknya. Perempuan ini memakai gamis dari bahan halus berwarna biru muda. Kelihatan juga ia berjilbab biru tua. Jilbabnya panjang. Ujungnya sampai ke pinggulnya. Pada posisi menungging gitu, bagian muka jilbabnya jatuh sampai ke lantai. Dari celah jilbab di bawah lengannya terlihat tonjolan payudaranya yang menggelantung.
Yang pertama menarik perhatianku justru pantatnya. Dari belakang terlihat bundar. Di bundaran itulah terlihat cetakan garis celana dalamnya. Entah mengapa aku jadi tertarik mengamati terus gerakan pantat perempuan itu. Sekitar lima menitan aku pandangi pantat itu. Yang terlihat di mataku kini bercampur dengan gambar pantat telanjang. Tambah parah lagi karena sekali perempuan itu menggaruk pantatnya tanpa sadar ada yang mengawasi. Tanganku rasanya gatal, ingin mengelus dan meremas pantat bundar itu. Akhirnya, perempuan itu menyadari kehadiranku. Ia menoleh ke belakang dan terkejut.
“Eh… mau beli apa dik ?” katanya di tengah keterkejutannya.
Aku lebih terkejut lagi. Ternyata, perempuan ini sangat cantik. Usianya memang tak muda lagi. Mungkin sudah sekitar empat puluh tahunan. Tapi wajahnya itu lho yang bikin aku nggak bosan memandangnya. Putih, amat putih malah, bersih dan lembut…..Aku berlagak mencari-cari barang sambil terus menerus mencuri kesempatan memandang wajahnya. Sesekali kuajak ngobrol dia. Suaranya juga lembut, selembut wajahnya. Pikiranku mulai ngeres. Membayangkan rintihannya ketika memeknya ditembus kontolku.
Dari ngobrol itulah kutahu bahwa dia seorang ibu dengan tiga anak. Yang paling besar baru kelas 3 SMP. Kaget juga aku waktu tahu dia sudah punya 3 anak. Suaminya kerja dan baru pulang sore. Anak-anaknya sedang sekolah.
“Jadi sendirian nih, ummi ?” komentarku.
“Iya, dik. Sebentar lagi anak-anak juga pulang,” jawabnya tanpa curiga.
Aku masih asyik dengan bayangan tubuh telanjangnya ketika ide jahat melintas begitu saja. Itu terjadi ketika kulihat sebilah pisau dagangan yang dipajang. Cepat sekali itu terjadi. Aku asal saja mengambil barang-barang dan kutaruh di meja kasir di hadapannya.
“Aduh, ummi… saya kok kebelet pipis. Bisa numpang ke belakang nggak ?” kataku, mulai menjalankan rencana jahatku.
“Eh… gimana ya….?” katanya ragu. Aku tahu ia ragu, karena ia sendirian di rumah.
“Gimana nih…. udah nggak tahan, mmi,” kataku sambil demonstratif meremas selangkanganku di hadapannya.
Kulihat wajahnya memerah.
“Eh…. tapi tunggu sebentar ya… kamar mandinya berantakan. Saya rapikan sebentar,” sahutnya sambil bergegas ke dalam.
Aku langsung menutup pintu warung dan menguncinya. Lalu, kuambil pisau dan menyusul perempuan tadi. Sekilas kulihat ia keluar dari kamar mandi dan menaruh BH ke mesin cuci.
“Gimana ? Dah nggak tahan nih,” kataku lagi sambil meremas selangkanganku dan melangkah ke arahnya.
Ibu muda itu kelihatan jengah karena melihatku ada di dalam rumah. “Eh… sudah, silakan,” katanya dengan wajah menunduk.
Karena menunduk itu, ia kaget betul waktu aku berhenti di depannya. Ia mengangkat wajahnya dan seketika terlihat pucat waktu kuacungkan pisau ke arah perutnya.
“settt...jangan melawan !” kataku setengah berbisik.
Ia tampak ketakutan betul. Tangannya segera terangkat. Kusuruh ia berbalik menghadap tembok. Kedua tangannya kemudian kuturunkan dan kuikat dengan BH yang kuambil dari mesin cuci. Lalu, kuputar tubuhnya hingga menghadapku.
“Jangan… tolong, jangan apa-apakan saya…” katanya dengan suara gemetar.
“Jangan takut, saya cuma mau senang-senang sedikit,” kataku sambil menjulurkan tangan ke dada kanannya yang tertutup jilbab lebar.
Ibu muda ini memekik kecil. Wow… payudaranya terasa kenyal dan mantap.
“ummi pake BH ya ?” kataku sambil mencubit putingnya dari luar jilbab. Ia terus menggeliat-geliat.
“Siapa nama ummi ?” kataku sambil memencet putingnya agak keras.
“Aduh…. aduh… ummi rosyanita… aduh, jangan keras-keras….” ia merintih-rintih.
Kulepaskan jepitanku pada putingnya. Tetapi kini tanganku mulai merayap ke perutnya yang ramping. Terus turun ke pusarnya dan akhirnya berhenti di selangkangannya. Kuremas-remas gundukan lubang kewanitaannya.
“Ohhh… jangan… jangan….” ummirosyanita menggeliat-geliat.
“Jangan takut ummi… saya cuma mau main-main sebentar…” kataku lalu berlutut di hadapannya.
Tanganku kemudian masuk ke balik gamisnya. Menyusuri kulit tungkainya yang mulus. Lalu perlahan kutarik turun celana dalamnya. Perempuan itu mulai terisak. Apalagi, kini kupaksa kedua kakinya merenggang. Kuangkat bagian bawah gamisnya sampai ke pinggang. Wow… indah sekali. Memeknya mulus tanpa rambut. Gemuk dan celahnya terlihat rapat. Tak sabar kuciumi lubang kewanitaan cantik itu…
ummirosyanita terisak, memohon-mohon agar aku melepaskannya. Ia pun menggeliat-geliat menghindar. Tetapi, mulutku sudah begitu lekat dengan pangkal pahanya. Kujilati sekujur permukaan memeknya sampai basah kuyup. Lidahkupun berusaha menerobos di antara celah lubang kewanitaannya. Agak sulit pada posisi seperti itu. Maka, kugandeng ummirosyanita ke sofabed yang ada diruang itu. Setengah kubanting tubuhnya ke atas sofabednya. Ibu muda itu menjerit-jerit kecil ketika dengan pelan kutarik gamisnya. Sampai akhirnya, tak ada sehelai kainpun kecuali BH dan jilbabnya.
Kupandangi tubuh yang putih mulus itu. Kedua kakinya menjuntai ke tepi sofabed. susunya berguncang-guncang ketika ia menangis. Dengan penuh nafsu kucengkeram kedua susunya dengan kedua tanganku, lalu kuciumi kedua putingnya. Sesekali kugigit-gigit benda mungil itu.
“Jangan berteriak keras-keras ya. Cukup mendesah-desah saja. Kalau ummi berteriak terlalu keras, nanti ada yang dengar,” kataku sambil menjepit puting kanannya, menariknya ke atas dan menempelkan lidahku ke sisinya. ummirosyanita tampak ketakutan dan menggigigit bibirnya.
Aku kemudian melorot turun. Wajahku tepat di hadapan selangkangannya. Kuangkat paha perempuan itu hingga terentang lebar, lalu kudorong ke arah tubuhnya. Kini tubuhnya melengkung dan pangkal pahanya terangkat ke arah wajahku. Perlahan, lidahku menjilat alur lubang kewanitaannya dari bawah ke atas.
“Eungghhhhh….” terdengar ummirosyanita mengerang.
Tak sabar, aku menguakkan bibir memeknya dengan jemariku. Lebar-lebar sampai terlihat bagian dalam lubang memeknya yang merahmuda dan lembab. Jantungku berdegup kencang. Baru kali ini aku melihat dari dekat bagian dalam lubang kewanitaan. Lebih berdebar lagi, karena lubang kewanitaan yang satu ini milik seorang perempuan alim berjilbab lebar !
Tiba-tiba ummirosyanita membuka mulut dan kemudian diteruskan oleh rabaan dan lama-kelamaan tangannya berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba ummirosyanita memelukku, dengan cepatnya ummirosyanita mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.
Dan ummirosyanita terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuk. Ketika bajuku dilepaskan oleh ummirosyanita tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja alatvitalku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga alatvitalku langsung diremas dengan liarnya setelah aku lihat ternyata ummirosyanita dengan ganasnya sedang memijit alatvitalku
Nia yang telah melepas jilbabnya langsung saja memgang alatvitalku dan diarahkannya ke lubang kewanitaannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., “Aah..”, desah ummirosyanita.
Sementara ummirosyanita sedang asiknya menaik turunkan pantatnya diatasku, maka aku tarik BHnya keatas dan aku menjilati susunya.
“Ahh.. enak dik terus ... ohh..” desah ummirosyanita.
“Ahh.. ohh.sst” desah ummirosyanita yang bersahut-sahutan.
“Ohh.. yess lick my pussy dik ohh yess sst” racau ummirosyanita ketika klitorisnya aku plintir.
Sementara itu aku masukan jari tengahku ke lubang kewanitaannya sehingga membuat ummirosyanita meracau dan meliuk-liukan badannya.
“Ohh yes dik enak ...dalem lagi achh.. ohh..” racau ummirosyanita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya ummirosyanita menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
“Ahh.. dik ummi keluar ....achh... ah..” desah ummirosyanita dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat alatvitalku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan lubang kewanitaannya. aku segera turun dari sofabed dan memasukan kemaluanku ke lubang kewanitaannya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara ummirosyanita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan susunya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap putingnya.
Setelah 5 menit aku jilati susunya maka tubuh ummirosyanita mengejang dan dia berteriak, “... ahh.. ummi keluar lagi.. ah..” sambil menekan susunya ke mulutku langsung saja aku menghisapnya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari ujung putingnya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.
Setelah ummirosyanita merebahkan diri di sampingku. Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang. Selang beberapa saat ternyata ummirosyanita sudah fit dan syahwatnya tidak lagi dapat ditahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan alatvitalku ke lubang kewanitaannya dan..
“Ahh.. sst ahh..uhgggg mentok dik .. ah..” desahnya.
“Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah ummirosyanita.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.
Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah ummirosyanita rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga ummirosyanita berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan alatvitalku ke lubang kewanitaannya terasa sangat sempit, ketika kepalanya mulai menyeruak masuk hingga ummirosyanita berteriak.
“Ahh.. pelan-pelan ummi...”
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar lubang kewanitaannya ummirosyanita terbiasa karena aku melihat ummirosyanita mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah ummirosyanita tenang maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh alatvitalkuberada dalam lubang kewanitaannya
“Ahh dik sakit ah..” desah ummirosyanita.
Dan perlahan-lahan ummirosyanita mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali lubang kewanitaannya dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada tetesan darah keluar dari lubang kewanitaannya.
“Ahh.. sst.. terus .. enak ... oh.. dalam lagi ....” racau ummirosyanita.
Maka aku menarik ummirosyanita kepinggiran sofabed dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang ummirosyanita tidak kelihatan seperti umumnya ibu-ibu dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36d.
Setelah 10 menit aku menggenjot ummirosyanita akhirnya mengerang.
“dikkk.. ummi keluar ahhhggr.. ohh....”
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot ummirosyanita karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh ummirosyanita sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya ummirosyanita berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36dnya yang mengayun-ayun.
“Ahh ummi keluar lagi ... ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik tubuh ummirosyanita untuk mengangkang dan aku tusukan alatvitalku ke lubang kewanitaannya dan ummirosyanita dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
“Ahh.. terus.. esst enak terus.... oh..” racaunya.
“Enak ...., aah.. esst ahh”, racaunya tidak karuan.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot lubang kewanitaannya dan setelah 10 menit ummi berkata, “aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh..........ummi puas dikkk ehgrrrr”
“tunggu ummi aku juga mau keluar, barengan ya ahh” kataku.
Akhirnya, “dikkk..aaaaah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan lubang kewanitaannya.
“Ahh aku juga ummiii... ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.
wak fini amirity
Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal syahwat, juga soal uang. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari serawak, namanya wak fini amirity. Menurut nenek wak fini amirity ini tinggalnya di pedalaman jadi agak keras. Tapi saat pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah pedalaman dari wak fini amirity. Wajahnya yang cantik (tak berbeda jauh dengan ummiku) dengan postur yang semampai lagipula putih bersih membuat orang tidak mengira kalau wak fini amirity adalah wanita pedalaman. Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau wak fini amirity orang pedalaman adalah logat bahasanya.
Akupun langsung akrab dengan wak fini amirity karena orangnya berwibawa, kalem dan keibuan. Wajahnya keliatan keturunan timur tengah dengan tinggi kutaksir 170 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari ummi, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang kecang. Aku tidak tahu persis ukurannya tapi cukup besar untuk menyembul dari balik gamis dan jilbabnya.
Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah wak fini amirity haus sex. Akan merupakan sebuah pengalaman yang seru jika aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan biasanya aku tidur dengan ummi, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan.
Setelah nenek dan kakek berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, wak fini amirity dan seorang khodimat. Hari pertama niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku menggoda wak fini amirity dengan cerita-cerita menjurus tapi wak fini amirity bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi wak fini amirity, malamnya aku coba mengintip saat wak fini amirity mandi. Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.
Hari mulai malam ketika wak fini amirity masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat wak fini amirity menarik keatas jilbabnya, lalu menanggalkan gamis merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata wak fini amirity tidak memakai apa-apa lagi dibalik gamis tadi. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama wak fini amirity membasuh wajahnya. Sejenak wak fini amirity diam dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari wak fini amirity menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan wak fini amirity bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena punyaku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang jauh melayang.
Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik wak fini amirity sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi wak fini amiritye memanggilku lirih.
“jani, nggak baik mengintip,” kata wak fini amirity.
“Ma ma maafin,” jawabku gagap.
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata wak fini amirity lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.
Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejab aku sudah di depan pintu kamar mandi. mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat wak fini amirity melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan.
“Kamu pake ngitip segala,” ujar wak fini amirity.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku di tampar,” balasku.
wak fini amirity memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo wak fini amirity tuh orang pedalaman. Ternyata keahlian itu tak memandang desa atau kota ya.
Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian wak fini amirity memdekapku, nikat sekali rasanya. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas, wak fini amirity mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. dan maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat wak fini amirity menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut wak fini amirity.
“jani, kamu hebat,” ucap wak fini amirity.
“punya wak wangi dan manis” jawabku disela aktifitas menjilat.
Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus wak fini amirity.
“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, kamu tertipu ya, tapi ni, sekarang masukin yuk, wak bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata wak fini amirity lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.
Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan tongkatku ke lubang kewanitaanya. wak fini amirity mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan tongkstku ke lubang kewanitaannya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan lubang kewanitaannya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara aku masih tetep aktif keluar masuk.
Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini wak fini Sambil membungkuk, wak fini menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena tongkatku seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. wak fini mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.
Dalam beberapa menit kemudian wak fini memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke lubang kewanitaannya yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya wak fini sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.
Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona.
Dia meringis, mengerang dan berteriak.
“ni, wak fini mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.
Dalam hatiku curang juga nih wak fini, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut tongkatku dari vaginanya. Dan perlahan mulai kuenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh wak fini memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai.
“wak fini aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.
“Sama-sama ya jai, wak fini mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”.
Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh wak fini dan kamipun mandi bersama.
Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut. Kubiarkan wak fini yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, wak fini langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan gamis dan jilbabnya. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 8 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun yang terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi
Langganan:
Postingan (Atom)