Rabu, 09 Desember 2009
pagi yang indah
Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku
sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun
lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu,
aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama
4 tahun ini aku dan suami tidak pernah berhubungan dengan baik
sehingga kami masing-masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-
sendiri. Anak kami satu-satunya sekolah di luar kota, kesempatan
untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk
memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat
semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar
dari karirku selama 6 bulan. Aku tak dapat menyalahkannya karena
akupun tidak begitu semangat lagi setelah mengetahui dia mempunyai
wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku. Kupikir
itu adalah takdir yang harus kujalani.
Sekarang usiaku sudah 37 tahun dan aku tidak pernah bermimpi untuk
menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak mobilling dengan
teman, kadang-kadamg kami shoping untuk membunuh waktu belaka.
Sejak 1 bulan yang lalu aku membiarkan salah seorang keponakanku
untuk tinggal di rumahku, aku tergerak menolong orang tuanya yang
mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan
biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar sekolah saja mereka sudah
bekerja mati-matian. Keponakanku bernama rosi, usianya baru 14 tahun,
kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2. rosi sangat
sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang
yang dapat menjaga rumahku sewaktu aku dan teman-teman keluar. Tapi
ternyata rosi membawa berkah yang lain.
Pagi itu aku segan sekali bangun dari tempat tidur, baru kemarin
malam aku kembali dari kairo dan kebetulan hari itu adalah hari
minggu, sehingga aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua
pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak
peduli asal jangan menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang,
baju gamisku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi
tubuhku yang mulai gempal, kupikir aku harus mulai senam lagi.
Kulihat jam menunjukkan angka 8. Ah biarlah aku ingin tidur lagi,
jadi aku mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara
langkah kaki di depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja,
mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku.
“bu de..”, ooh ternyata suara rosi. Mau apa dia? Aku masih diam tak
menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan
mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu
berulang lagi disertai panggilan.
“Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata. Tak lama kemudian
aku kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar, kulirik sedikit
melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan,
lalu muncul kepala rosi memandang ke arahku, aku pura-pura tidur,
aku tak mau diganggu.
“bu de…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku
makin erat.
Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku tercekat
ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata,
astaga ternyata rosi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya
sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gamisku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi
dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat
rosi menelan ludah, pelan-pelan tangannya mengusap betisku, hatiku
makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura-pura
tidur.
“bu de…”, Suara rosi terdengar keras, kupikir ia sedang ingin
memastikan apakah tidurku betul-betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan
untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku
tersingkap sedikit, lalu kurasakan tangan rosi mengelus lututku,
jantungku seperti melompat, aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak
curiga.
Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus telapak kakiku. karena tangan
kumasukkan bawah bantal jadi tentu saja dadaku terangkat. Kuintip
lagi…, aduhhh wajah remaja itu dekat sekali dengan wajahku, tapi
aku yakin dia masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas
selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku,
bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa
yang akan dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian kurasakan
tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia
cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya,
lalu kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, dari balik jilbab
aku merasakan seperti ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku,
sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki-laki. Sekarang aku
sangat merindukan seorang pria, aku memutuskan terus diam sampai
saatnya tiba.
Sekarang tangan rosi sedang berusaha membuka kancing baju bagian
atas, tak lama kemudian kurasakan tangan remaja itu meremas dan
memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah
membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan
tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan,
kulihat rosi mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia
menjilat-jilat payudaraku, tubuhku ingin menggeliat merasakan
kenikmatan gigitan-gigitan kecilnya, aku terus bertahan. Kulirik
payudaraku yang berwarna kuning mulus sudah berkilat oleh air liurnya,
perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. lidahnya terus
menyila-jilat susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil, tangan
kanan rosi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya
meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku
sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari rosi menekan-nekan
lubang vaginaku dari luar baju gamis, lalu kurasakan tangannya
menyusup masuk ke dalam, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan
kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari rosi sedang berusaha
menyelinap celana dalamku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke
dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku
sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
“rosi!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua
tangan rosi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba rosi mencium
mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh
tenagaku, tapi rosi makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu
sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh
tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku,
lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.
“bu de…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan
saya bu de” rosi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan
pandangan meminta.
“Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. bu de kan
sudah tua” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan bu de…, saya akan memuaskan
bu de sepuas-puasnya”, Jawab rosi.
“Ah kamu…, ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela
napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya.
Kemudian rosi melepaskan kancing baju gamisku, sehingga terbukalah
bagian atas tubuhku mata rosi makin terbelalak ketika melihat
gundukan kembar payudaraku yang kuning mulus hanya tertutup bra satu
tangannya meraba turun hingga pinggangku berputar-putar lalu turun
lagi kepantatku yang masih bulat meremas-remas dan " auhchhc setttt"
rosi melanjutkan menjilati susuku " aduchhh ahhhhhh hufftttttt"
Lalu rosi melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya
yang belum besar, penis itu sudah menegang keras. rosi mendekat
ke arahku.
“bu de diam saja ya”, Kata rosi. Aku diam sambil berbaring telentang,
kemudian rosie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku
mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya
meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian rosi
merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku.
vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku
menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu rosi
menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku
juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang
berbulu tipis itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi
kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya. Kemudian rosi
mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu
vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih
keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya
menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang
lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan remaja itu menikmati
vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.
“Enak rosi? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap
lubangku.
“Enak sekali bu de, saya suka sekali baunya”, Jawab rosi, aku makin
terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika rosi makin dalam
memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
“rosi…, aaaaaa…, eeenaaaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika
mencapai orgasme, rosi terus menyusupkan lidahnya keluar masuk
vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut rosi. Kemudian
kulihat rosi mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi rosi
tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan
tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah rosi berhasil
menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan
bercampur geli.
“Terus rosi…, aduuch nikmat banget, geli…, terussssttt…, aucchh…”,
Aku mengerang-erang, rosi terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang
pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan
lagi untuk dijilat sambil memandangku.
“Enak? nikmat yach?”.
“Enak bu de…, nikmat kok”, Jawab rosi, tak lama kemudian aku kembali
orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih
rosi, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba
tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba
menahannya.
“Aduh rosi…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi
kulihat rosi langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak
kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan
seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.
“aa…, jangan ros…, jangan dijilat, itu kan pipis bu de”, Aku bangun
berjalan ke kamar mandi, kulihat rosi mengikutiku.
“bu de pipis dulu, rosi jangan ikut ah…, malu”, Kataku sambil
menutup pintu kamar mandi, tapi rosi menahan dan ikut masuk.
“Saya ingin lihat bu de”.
“Terserah deh”.
“Saya ingin merasakan air pipis bu de”, Aku tersentak.
“Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, rosi sudah
telentang di atas lantai kamar mandiku.
“ayo bu de…”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana
mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk
dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.
“Terserah kamu…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya,
kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku
menyentuh hidungnya. rosi menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas
ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana,
aduchh... aghhhrr settt seettt hahhh achhhhhhhhhhhhhhhh yacchhhhhh
dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu
menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.
“Aduchhh…,achhh aaaaa huuuuuffffffffttttttttttttttt mau keluar”
"srerrrrttttttttttt........"rosi memejamkan matanya. Kuarahkan lubang
vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku
tidak memencar, kulihat rosi menjulurkan lidahnya menjilati bibir
vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras,
semuanya masuk ke dalam mulut rosi, sebagian besar keluar lagi.
Tiba-tiba rosi menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku
tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika "ochhhh"
kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan
jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar
dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh
wajah rosi. remaja itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat
kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir
bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut remaja itu, dan rosi
menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut rosi
dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih rosi,
kurasakan rosi sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang
pantatku.
Tak lama kemudian kurasakan tubuh rosi menegang lalu ia menjerit keras.
penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali.aku seperti
meregang nyawa, tubuhku berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras.
Setelah beberapa lama, akhirnya tubuhku agak melemas, tapi terus
kuhisap.
“bu de mau coba ?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak adil.
“Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian rosi berlutut di lantai
lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga Kujilat-jilat kepala
yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis rosi menyembur
terasa panas dan asin,Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian
rosi memukul-mukulkan penisnya ke vagina dan pahaku. Setelah
rosi kembali menyedot putingnya sambil meremas juga. Kira-kira
2 menit penis rosi mulai tegang kembali, keras seperti kayu. rosi
lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk
ke dalam vaginaku. "blest aduch aducccchhhhh ahhhhhrrrr enakkkkk"
Kemudian pemuda itu mulai memompa penisnya ke dalam vaginaku.
" achhh huuuufttttttt... haaaaachhhhh terussstt sefttt hessssss"
Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut
lalu ditusuk lagi. Kadang rosi mencabut penisnya lalu memasukkannya
lagi dengan hentakan keras " ach akhhh hooooo ochhhhhhhhhhhhhh",
kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang
pantatku.
“Pelan-pelan…, sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos
pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara
rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama aku
yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan rosi
masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah
berkubang keringat, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering,
sekarang basah semua.
“aakkhh…, bu de, bu de…, aa” rosi merengek-rengek sambil memompa
terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku bangun
lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam vaginaku, kugoyang
penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis
rosi disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah.
Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian masuk divaginaku
sebagian lagi tumpah di pahaku sehingga seluruh pahaku berlumuran
air mani remaja itu.
Kemudian rosi menggosok penisnya ke belahan pantatku, lalu kami
berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan
yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang
dengan rosi. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar