Senin, 07 Desember 2009
perjalanan caleg wanita
disinilah cerita ini dimulai 2009 januari tgl18, masa dimana negeri ini bersiap mengadakan pesta demokrasi. berbagai jorgan digembargemborkan mulai dari anggaran pendidikan hingga emansipasi wanita,nah yang emansipasi wanitalah yang akan kutulis. kenapa? karena ada cerita yang melenceng dari jalur dan katanya tidak boleh diketahui umum dengan alasan #kesusilaan#
baleho besar terpampang diberbagai sudut jalan dikota kebumen, pria, wanita, muda, tua,modern dan dinamis, profesinal, klasik. dan lugu (juga culun) telah merusak tata keindahan kota tapi saya yakin 1000% bahwa tibum tidak akan berani menyentuhnya walaupun angin dan hujan merobek, merobohkan, bahkan melumatnya sampai hancur dan tercampak ditepi jalan.tak ada tindakan sama sekali, saat kumelaju dengan G CLASS 09 foto setengah badan wanita berwajah bulan purnama mengenakan jilbab, bouse putih, dengan blaser hitam tanah tertata rapi dihalaman kantor DPW PCB Kebumen. kuberhenti sejenak menatap wajah yang sangat kukenal, yah tidak salah lagi pemilik wajah itu adalah ibu IR.HARRY SUTANTY pimpinan perusahaandimana saya bekerja. kulanjutkan perjalanan malam ini menuju rumahku di loano, gemerlapnya kota masih terasa walau saya sudah sampai dipintu masuk kawasan hunian terpadu LCB. selamat malam sapa petugas depan kubalas dengan anggukan dari dalam mobil. jalan tidak lagi beraspal melainkan jalan dengan paving blok deru ban terdengar mantap sampailah didepan pintu halaman rumahku dengan remot diPDA kubuka pintu garasi, "kreek" tak lama berselang pintu tertutup kembali kutinggalkan G CLASS didalam garasi aku sendir langsung masuk kekamar. lampu indikator diLCD PCku berkedip kedip beberapa pesan singkat sudah terekam kubaca dengan cepat dan satu diantarnya dari ibu IR.HARRY SUTANTY segera kubaca "siapkan briffing pagi, berkas rapat dengan SWAKARYA INT.CO batalkan semua janji pertemuan hingga besok pagi, trims ibu" singkat padat jelas. segera kunyalakan lampu baca dan kubuka file-file, beberapa harus diedit dan dicetak ulang. hingga
tak terasa jarum jam bekerku menujuk angka tepat pukul 03.00 bbwi.
semua pekerjaan untuk besok sudah siap, kerebahkan tubuhku diranjang mencoba memejamkan mata "thing...thjng...thing..."kulirik jam waktunya bangun. kuraih sebotol air oxigen dan kutuguk beberapa kali aku bangkit menuju kamarmandi, 20 menit lamanya aku didalamnya keluar sudah rapi kebiasaan ini kuperoleh dari pendidikan dilemhanas bagiku ini sangat berarti. tas kuselempangkan dipundak kiri "ngesst... ngerrr...."mesin G CLASS bekerja secara metic kubuka pintunya "lest' mobilku melesat menuju jl sumbing tempatku bekerja sampai dipintu h_2 "kepagian pak kantornya belum buka" sapa seorang satpam dengan nada bercanda. "ha ha" sahutku ringan. didalam ruang kerja internal staff masih gelap kunyalakan lampu-lampu, AC, monitor kontrol, dan beberapa PC untuk mendukung kerjaku.selang 40 menit staff lain datang mereka langsung sibuk dengan tugas masing masing. "thrut..thrur..kepada c_16 silahkan
mengambil pesan diline VV_1" segera aku kubaca teks singkat monitor control
"segera keruang kerja saya. IR.HARRY SUTANTY". Kakiku melangkah mantap ketika didepan pintu aku berucap"selamat pagi". "masuk"jawaban dari dalam. "krek"hendle berbunyi
"wow" batinku saat melihat Ibu IR.HARRY SUTANTY sedang memakai jilbab. warnanya bridge mengkilap dipadu blouse putih melekat pas ditubuh, celana sateen yang membalut kaki jejangnya menggambarkan seolah tidak berbusana menambah detak jantungku lebih cepat. "silahkan duduk" ucapnya singkat. kuletakan kumpulan berkas diatas meja kayu kerlapis kaca menunjukan citra exlusif. Ibu IR.HARRY SUTANTY menarik kursi dengan sedikti mencondomgkan badannya blouse putihnya terlalu tipis sehingga BH yang dikenakannya samar tampak walau berwarna krem. dua kancing atas bajunya belum dipasang membuat belahan dadanya mengintip keluar"ya sudah komplit" katanya setelah meneliti lembar ke lembar."terimakasih atas kerja kerasnya, mungkin kamu begadang semalaman untuk kerja hari ini" imbuhnya dengan nada tenang.
sementara pandanganku tetap tertuju pada dua bukit kembarnya namun Ibu IR.HARRY SUTANTY santai saja. sementara aku sendiri jadi serba salah karena kurasa Ibu IR.HARRY SUTANTYmengetahui apa yang kulakukan. "boleh saya keruang metting sekarang bu?" pamitku, ibu hanya mengangguk
"oke sekian briffing pagi ini selamat bekerja dan GOOD LUCK" Ibu IR.HARRY SUTANTY menutup meetinng semua bubar saya sendiri langsung menuju lantai bastment menyiapkan FORD RNGGER untuk kejogja. merayap pelan menyusuri lorong hingga ke pintu satu berhenti sejenak menanti ibu, "deb" pintu mobil saat ditarik tangan ibu. RENGGER yang kami melaju tanpa halangan, mungkin aku masih terpengaruh emosi louwis hamilton saat menekuk tikungan tajam sirkuit suzuka jepang yang menjadikannya menempati poolpossion balapan nanti malam.sabuk pengaman yang melintang didada Ibu IR.HARRY SUTANTY menekan keras saat setir kubanting kekanan ibu hanya menggelengkan kepalanya sambil mendehem pelan. "obsesi pembalap" kilahku "iya, tapi jangan orang lain dikorbanin" ibu menimpali sambil membuetulkan posisi duduknya tangan kirinya mengendorkan sabuk pengamannya sedang dua jari tangan kanannyayang lentik
menarik tiga kancing bajunya lalu menyelinap masuk, merogoh payudara kirinya yang mungkin bergeser saat ditikungan tadi."haaa.." tawaku kecil."habis nonton kualifikasi F1"sergahku. mobil yang kami naiki kini masuk jalur bebas hambatan "lest.." melesat diatas aspal kualitas nomor satu, dan katanya sama dengan yang dipakai untuk landasan pacu bandara internasional dieropa. kulirik Ibu IR.HARRY SUTANTY yang tampak mulai mengantuk karena kelelahan diskusi semalam dan "oh... indahnya" gumamku, apa yang kusaksikan tadi pagi kini dapan kunikmati ibu benar-benar terlelap berkali-kali kutatap sebagian payudaranya yang terbuka. dag dig dug hatiku, jantungpun terasa lebih kencang memompa darah yang sedari tadi telah mengalir deras.konsentrasi mengemudiku buyar sudah, ahirnya kuputuskan untuk mengurangi kecepatan mobil.
kutelan ludahku untuk membasahi kerongkongan yang terasa sangat kering, deru nafasku bertolakbelakang dengan lajunya mobil ini. "thing..thing.." #SWAKARYA INT.CO# tulisan yamg muncul dilayar PDA kutekan enter dan kubaca isinya lalu kulirik lagi apa yang terpampang disampingku ingin rasanya kuremas-remas tapi itu tidak boleh. 20 mwnit sudah Ibu IR.HARRY SUTANTY tertidur, pelan matanya terbuka. "kok baru sampai kuthoarjo" katanya. "iya, karena saya pindah kejalur lambat"jawabku"kenapa?"tanyanya "SWAKARYA INT.CO mengirim fax pembatalan acara dengan alasan keamanan, juga dilampirkan surat edaran dari otorita daerah". tanpa mengomentari kalimatku ibu merapikan bajunya. dan seolah menutup mata atas apa yang ada."nggak ada kerjaan nih, mana semua agenda sudah dipending" kalimatnya dengan nada kecewa."kamu mau kemana?" tanyanya pendek, "kalo nggak sama ibu ya langsung pulang, balik kantor sudah segan mending dirumah ngerjakan hobby" balasku. "hobby? memang punya?" ucap tanyannya
"ada dong" ketusku."ya udah kerumahmu saja" ajaknya. ku belokan mobil kearah LCBD, sampai dipintu halaman kuambil PDA lewat fasilitas remot control kubuka pintu tanpa harus turu dari mobil"krek...krek...'suara pintu tertutup kitika kami sudah didalam garasi.
kupersilahkan Ibu IR.HARRY SUTANTY masuk keruang tengah agar bisa lebih terasa familer dibanding ruang tamu yang terkesan formil."duduk.." nadaku datar, saya sendiri menuju dapur kering disisi barat ruangan kuambil dua botol air oxigen dan sebuah teko kopi ringan kutaruh dimeja kecil disamping kiri sofabed. Ibu IR.HARRY SUTANTY sedang memilih lagu yang soft and eassy dari mp4. layar plasma 62" menampilkan panorama laut yang biru. dengan rileks ibu melepas blasernya dan tampaklah tubuh mulus yang terbalut blouse putih tipis, kucoba mengalihkan penglihatanku ke layar tv sambil sesekali melirik kearahnya. tiga album telah
terputar "haaah lusuh banget nih badan. boleh ibu numpang mandi" tanyanya setelah kami ngobrol sambil nonton musik "silahkan" kuantarakn ibu kekamar mandi yang hanya ada satu yaitu didalam kamarku setalah ibu masuk kedalam pikiran kotorku timbul dengan cepat. ingin rasanya aku dapat melihat tubuh mulusnya yang selama ini hanya tampak samar-samar. kupasang kamera dilobang bekas saluran fiter udara yang belum sempat kutambal, tombol record kutekan lalu munculah gambar Ibu IR.HARRY SUTANTY di LCD 17" PC kuatur fokus dan kualitasnya kutatap penuh nafsu, kebetulan tidak langsung mandi. malah ibu berlama-lama didepan cermin menatap tubuhnya senang sekali rasanya karena aku ingin melihat ibu melepas satu per satu pakaianya, sesaat kemudian ibu melepas kancing bajunya dari atas kebawah ditanggalkan blousenya dan ditaruhkan di capstok lalu celananya diturunkan berikut CDnya, yang
tertinggal BH dan jilbabnya, wah indahnya melebihi gambar dan vidio yang pernah kusaksikankini jilbabnya dilepas sempat ibu melihat tubuhnya dicermin, kedua tangan kebelakang meraih pengait BH dan dengan mudah jari lentiknya melepaskannya.
BHnya ditaruh dekat cermin lalu Ibu IR.HARRY SUTANTY melangkah kebawah shower jari telujuk tangan kirinya menekan tombol biru "biyuuurr" air hangat mengguyur tubuh indahnya menyusuri setiap jengkal dari kepala hingga kaki jenjangnya. ingin aku menjadi telpak tangannya agar dapat mengusap usap kulit halus itu ingin aku seperti jari jari lentik itu supaya bisa meremas remas payudara dan pantatnya yang bulat dan padat berisi. perlahan ibu mengoleskan sabun cair keseluruh badan sambil menggosok gosokkannya dari leher, pundak,tangan kiri lalu yang kanan, naik lagi kepundak dada atas dan... ditambahkan cairan wangi ditelapak tangan kanan lalu dioleskan pada pankal payudara kiri sambil diremas remas kecil berganti kepayudara kanan diusap beberapa kali lalu diremas juga. sementara tangan kirinya berada dipunggun naik
turun untuk selanjutnya berputar putar pada perutny yang rata. dadaku semakin kencang berdegug ketika tangan kanannya meluncur kebawah melewati belahan dada yang sempit berhimpit mengelus pinggang dan tangan kirinya menggosok gosok bukit krcil berbulu halus dipangkal pahanya terus kesela sela pantatnya. kini kaki kanan diangkatnya bergantian dengan kaki kiri "ops.." ucapnya saat wall buttonnya terjatuh.
badanya membukuk untuk mengambilnya dan yugg payudara indahnya bergelayutan kedepan dan belakang bergoyang kekiri dan kanan. setelah rata seluruh tubuhnya dengan busa. air kembali membasahi seluruh kulit kuningnya berbilas duakali dan yang terahir dengan air dingin agar pori pori nya tidak melebar. bersih benar mandinya diambil handuk dan dililitkan menutupi puncak dada hingga pantat walau masih tampak sedikit kembali menatap tubuhnya dicermin dan tampak Ibu IR.HARRY SUTANTY akan keluar dari kamar mandi, kuambil kameraku lalu kupasang lagi pada potstand. belum selesai aku memasangnya Ibu IR.HARRY SUTANTY sudah muncul didepanku,aku terperanjat kaget "maaf bu saya keluar dulu" malunya aku."santai saja, memangnya kamubelum pernah apa?" sergah ibu,"belum bu"kataku gugup."jangan gugup seperti itu dong, kan dari pada lihat sedikit sedikit kaya tadi pagi."waduh ibu benar benar tahu"kataku dalam hati
Ibu IR.HARRY SUTANTY kini berdir didepan meja rias dan bertanya "apa ada wanita dirumah ini sehingga kamu punya meja rias?". "tidak, baru ibu yang masuk kamar ini meja rias itu hanyauntuk pelengkap interior karena saya menyiplak dari majalah". tanpa sadar kuarahkan kamera ketubuh Ibu IR.HARRY SUTANTY dan tatap terekam. "boleh kamu rekam tapi jangan di upload untuk pribadi saja. lalu ibu menuju sisi ranjang.
kuikuti ibu yang mulia membuka lilitan handuknya dan tubuh indahnya kini menghadap kamera berputar sekali seolah ingin menunujukan setiap detilnya. dipungutnya BH krem polos lalu dipakainya sambil meremas remas payudaranya sendiri, aku hanya dapat melotot dan menelan ludah. CDnya melekat bagai lapisan kulit kedua selanjutnya rok panjang berlipatan depan semakin membentuk indah perut kebawah. ibu selanjutnya mengenakan jilbab permatanya dan yang terahir adalah baju dengan model shanghai berwarna merah kontras dengan wanra kulit yang mulus. Ibu IR.HARRY SUTANTY mendekat kekamera dan menstopnya, sementara aku hanya diam terkaku "kenapa?" bisiknya saat memeluk lerherku ....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar